News Forex, Index & Komoditi ( Selasa, 17 Juni 2025 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Selasa,  17  Juni  2025  )

Harga Emas Global Turun  Terdampak Profit Taking, Pasar Fokus ke Israel-Iran dan The Fed

 

Harga emas turun lebih dari 1% pada Senin (16/6/2025), dipicu aksi ambil untung setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi delapan minggu.

Di saat yang sama, perhatian pasar tertuju pada ketegangan antara Israel dan Iran serta pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang akan berlangsung pekan ini.

Pada pukul 13.53 waktu Waktu setempat, harga emas spot turun 1,2% menjadi US$3.392,86 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 22 April pada awal sesi.

Pada Jumat sebelumnya, harga emas sempat naik lebih dari 1%. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup melemah 1% di posisi US$3.417,30 per ons.

“Pergerakan harga emas selama beberapa sesi terakhir banyak dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran. Namun hari ini kita melihat adanya koreksi, kemungkinan akibat aksi ambil untung pasca reli tersebut,” ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

Situasi geopolitik di Timur Tengah terus menjadi perhatian. Iran mendesak Presiden AS Donald Trump untuk memaksa Israel menghentikan serangan udara yang telah berlangsung selama empat hari. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya berada di jalur menuju kemenangan.

Sementara itu, para pemimpin negara Kelompok Tujuh (G7) memulai pertemuan tahunan di Kanada. Di tengah ketegangan global, indeks saham berjangka AS menguat, sedangkan dolar AS mengalami pelemahan dalam perdagangan yang bergejolak.

Pasar juga mencermati pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan berakhir Rabu. Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap, tanpa perubahan.

 “Melihat kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, mulai dari tarif hingga ketegangan geopolitik, kemungkinan besar Fed akan menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga saat ini. Hal ini membuat kebijakan pelonggaran bisa tertunda,” tambah Meger.

Emas batangan tetap dipandang sebagai aset lindung nilai selama masa ketidakstabilan geopolitik dan tekanan inflasi. Di sisi lain, lingkungan suku bunga rendah mendukung permintaan emas karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil seperti instrumen berbunga.

Untuk logam mulia lainnya, harga perak spot stabil di level US$36,33 per ons. Harga platinum naik 2% menjadi US$1.252,57, sementara paladium menguat 0,8% ke posisi US$1.036,10 per ons.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Harga Minyak Dunia Anjlok Terdampak Laporan Iran Dorong Gencatan Senjata dengan Israel

 

Harga minyak dunia turun sekitar US$ 1 per barel pada perdagangan Senin akibat laporan bahwa Iran tengah berupaya mendorong gencatan senjata dengan Israel.

Upaya tersebut meningkatkan prospek meredanya konflik dan mengurangi kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.

Harga minyak mentah Brent ditutup melemah US$ 1 atau 1,35% menjadi US$ 73,23 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 1,21 atau 1,66% menjadi US$ 71,77 per barel.

Menurut lima sumber yang terdiri dari dua pejabat Iran dan tiga sumber regional, Iran meminta Qatar, Arab Saudi, dan Oman untuk menekan Presiden AS Donald Trump agar menggunakan pengaruhnya terhadap Israel demi tercapainya gencatan senjata.

Sebagai imbalannya, Teheran dikabarkan siap bersikap lebih fleksibel dalam negosiasi program nuklirnya. Laporan mengenai upaya ini sebelumnya telah dimuat oleh Wall Street Journal.

Analis Mizuho, Robert Yawger, mengatakan para pedagang mulai mengurangi spekulasi bahwa saling serang antara Iran dan Israel akan meluas menjadi konflik regional yang lebih besar dan berisiko terhadap infrastruktur energi.

Pada Jumat sebelumnya, harga minyak sempat melonjak lebih dari 7% setelah Israel membombardir Iran menyusul tuduhan bahwa Teheran hampir berhasil mengembangkan bom nuklir.

Namun, lonjakan harga tersebut membuat pasar masuk ke wilayah jenuh beli (overbought), berdasarkan indikator teknis, kata Rory Johnston, analis energi dan pendiri buletin Commodity Context.

Ia menambahkan bahwa kenaikan harga sebelumnya didorong oleh arus masuk dana spekulatif besar, yang menjadikan pasar rentan terhadap aksi jual cepat.

“Dalam kondisi seperti itu, pasar sangat mudah terkena likuidasi tajam,” ujar Johnston.

Meskipun terjadi serangan udara antara kedua negara yang juga menyasar infrastruktur energi, fasilitas ekspor minyak utama Iran belum terkena dampaknya.

“Israel belum menyerang Pulau Kharg, dan itu menjadi perhatian utama saat ini,” kata Yawger, merujuk pada pusat ekspor minyak utama Iran. Ia memperkirakan jika Pulau Kharg diserang, harga minyak bisa melonjak hingga US$ 90 per barel.

Harry Tchilinguirian dari Onyx Capital Group menambahkan bahwa arah pergerakan harga akan sangat bergantung pada sejauh mana konflik memengaruhi aliran energi. “Sejauh ini, kapasitas produksi dan ekspor belum terganggu, dan belum ada indikasi bahwa Iran akan menutup Selat Hormuz,” katanya.

Di sisi lain, angkatan laut melaporkan adanya peningkatan intervensi elektronik terhadap sistem navigasi kapal komersial di sekitar Selat Hormuz dan Teluk, yang telah mengganggu pelayaran di kawasan tersebut.

Sekitar 18–19 juta barel minyak dan produk turunannya, atau seperlima dari konsumsi minyak global, melewati jalur perairan strategis itu setiap harinya.

Iran, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), saat ini memproduksi sekitar 3,3 juta barel minyak per hari dan mengekspor lebih dari 2 juta barel minyak serta bahan bakar per hari.

Menurut para analis, kapasitas cadangan negara-negara OPEC+ untuk meningkatkan produksi guna mengimbangi gangguan suplai setara dengan volume produksi minyak Iran.

 

 

Wall Street Menguat Didukung Turunnya Harga Minyak dan Harapan Gencatan Senjata

 

Wall Street ditutup menguat pada Senin (16/6), seiring meredanya kekhawatiran investor terhadap lonjakan harga energi.

Penurunan harga minyak mentah terjadi setelah konflik Israel-Iran dinilai tidak berdampak pada produksi maupun ekspor minyak global, serta munculnya harapan gencatan senjata.

Mengutip Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 317,30 poin atau 0,75% ke level 42.515,09. S&P 500 menguat 56,14 poin atau 0,94% menjadi 6.033,11. Sementara itu, Nasdaq Composite melonjak 294,39 poin atau 1,52% ke posisi 19.701,21, mencatat kenaikan persentase harian terbesar sejak 27 Mei.

Harga minyak mentah turun lebih dari 1% di tengah harapan tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran setelah serangkaian serangan rudal.

Iran dilaporkan meminta Presiden AS Donald Trump untuk mendorong gencatan senjata dalam perang udara yang telah berlangsung empat hari. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel menyatakan bahwa negaranya tengah menuju kemenangan.

Sebelumnya, harga minyak melonjak lebih dari 7% pada Jumat ketika Israel mulai membombardir Iran. Teheran juga telah meminta dukungan Qatar, Arab Saudi, dan Oman untuk membujuk Trump agar mendesak Israel menyetujui gencatan senjata, dengan imbalan kelonggaran dari Iran dalam negosiasi nuklir.

“Yang jadi perhatian adalah pergerakan harga minyak. Setiap perubahan geopolitik sekecil apa pun bisa berdampak besar pada sektor ini dan ekonomi secara keseluruhan,” kata George Young, manajer portofolio Villere & Co, New Orleans.

Ia menambahkan, “Jika konsumen enggan belanja, maka akan langsung memengaruhi pendapatan, apa pun sektor ekonomi yang menjadi tempat Anda berinvestasi.”

Pelaku pasar kini menanti keputusan kebijakan suku bunga Federal Reserve AS yang dijadwalkan Rabu ini. Para pembuat kebijakan secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini.

Pasar uang juga menunjukkan bahwa investor belum memproyeksikan pemangkasan suku bunga hingga setidaknya September, dengan probabilitas 61,1% untuk penurunan minimal 25 basis poin, menurut data LSEG.

“Suku bunga masih tinggi, dan pasar mungkin masih mengantisipasi tekanan inflasi,” ujar Jack Ablin, Kepala Investasi Cresset Capital, Chicago. “Kalaupun tidak ada hal lain, meningkatnya ketidakpastian dan suku bunga saat ini mungkin membuat The Fed bersikap hati-hati.”

Data ekonomi yang ditunggu pekan ini mencakup laporan penjualan ritel bulanan, harga impor, dan klaim pengangguran mingguan.

Sektor teknologi dan komunikasi menjadi pendorong utama penguatan S&P 500, sementara sektor utilitas mencatat kinerja terburuk.

Indeks Philadelphia Semiconductor naik 3,03%, didorong oleh lonjakan saham Advanced Micro Devices (AMD) sebesar 8,81% setelah Piper Sandler menaikkan target harga perusahaan chip tersebut.

Saham UPS dan FedEx masing-masing menguat 1,1% usai Trump Organization meluncurkan layanan seluler bernama Trump Mobile, yang menjadikan kedua perusahaan sebagai mitra pengiriman.

Namun, saham Sarepta Therapeutics anjlok 42,1% setelah mengungkapkan kematian kedua pasien akibat gagal hati akut usai menjalani terapi gen untuk distrofi otot langka. Sebaliknya, saham U.S. Steel naik 5,1% setelah Trump menyetujui akuisisi senilai US$ 14,9 miliar oleh Nippon Steel.

Jumlah saham yang naik lebih banyak dibanding yang turun, dengan rasio 1,97:1 di NYSE dan 1,9:1 di Nasdaq.

S&P 500 mencatat 16 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan lima titik terendah baru, sementara Nasdaq mencetak 74 titik tertinggi dan 96 titik terendah baru.

Volume perdagangan di bursa saham AS mencapai 17,86 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir yang sebesar 18,14 miliar saham.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hujan Rudal Iran Hantam Pembangkit Listrik, Israel Tengah Gelap Gulita

 

Media Israel yang dilansir Mehr melaporkan putusnya aliran listrik di Israel tengah usai Iran kembali meluncurkan serangan rudal ke kota Haifa. Pada Senin (16/6/2025) pagi, gelombang kedelapan serangan rudal bagi dari Operasi Janji Setia III, IRGC menargetkan pembangkit listrik dengan rudal pada 4:50 pagi sebagai balasan atas agresi Israel.

Dilaporkan the Guardian dilansir Jerusalem Post, Senin, kehancuran dilaporkan terjadi di pembangkit listrik di Haifa dan pusat Israel akibat hantaman rudal Iran pada Ahad malam hingga Senin pagi. Kobaran api juga terlihat di pembangkit listrik di pelabuhan Haifa.

The Guardian mengobservasi potongan video militer Israel mengintersep serangan yang disusul hantaman dua rudal hipersonik. Perusahaan Listrik Israel mengonfirmasi bahwa Iran merusak pusat jaringan listrik namun menegaskan, "tim sedang bekerja di lapangan untuk menetralisir dampak kemanan, khususnya risiko dari percikakan listrik akibat terputusnya kabel-kabel listrik."

"Pada saat yang sama, perkerjaan sedang dilaksanakan untuk memperbaiki infrastruktur dan mengembalikan sumber listrik," demikian keterangan tambahan Perusahaan Listrik Israel.

IRGC pada Senin mengatakan, mereka menggunakan 'metode baru' untuk mendisrupsi sistem pertahanan berlapis Israel saat gelombang serangan kedelapan pada Senin (16/6/2025) menghantam Tel Aviv dan kota pelabuhan Haifa. IRGC mengatakan, bahwa peningkatan kemampuan peralatan dan intelijen yang digunakan dalam serangan yang "lebih kuat dan mematikan dari sebelumnya" mengakibatkan tidak berfungsinya sistem pertahanan Israel.

"Sistem pertahanan berlapis musuh terganggu sedemikian rupa hingga sistem pertahanan rezim (Israel) saling menargetkan," demikian keterangan IRGC dikutip Anadolu.

IRGC mengatakan, inovasi ini membuat rudal-rudal menghantam target secara maksimal meski teknologi pertahanan Israel didukung oleh AS dan negara Barat. Iran menggambarkan operasi serangan balasan terhadap Israel sebagai pemenuhan janji untuk para komandan yang meninggal terbunuh dan menunjukkan bahwa "kalkulasi dan asesmen dari musuh Zionis dan AS melawan Republik Islam Iran sepenuhnya salah."

IRGC mengingatkan bahwa operasi yang efektif menghantam target dan lebih mematikan terhadap objek vital dari "rezim palsu" akan berlanjut hingga "kehancuran penuh".

Gelombang serangan rudal terbaru Iran dilaporkan mengakibatkan korban tewas dan melukai puluhan warga Israel pada Senin. Iran terus melanjutkan serangan balasan setelah Israel menyerang Teheran sejak Jumat pekan lalu yang menghantam fasilitas rudal dan nuklir dan juga membunuh para komandan militer Iran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Begini Dukungan Para Pemimpin Negara Muslim untuk Iran

 

 

Serangan Israel ke Iran pada Jumat pekan lalu memicu gelombang kejut ke seantero dunia, termasuk negara-negara mayoritas Muslim. Seruan solidarits telah meluncur dari para pemimpin negara Muslim tersebut.

Tanpa serangan Israel, hal ini sukar dibayangkan terjadi, terlebih mengingat dinamika satu dekade belakangan. Kala itu, Timur Tengah berada di persimpangan menuju perpecahan yang tajam. Saudi beserta sekutu melancarkan serangan ke Yaman untuk menggulingkan pemberontakan Houthi yang didukung Iran. Kepentingan-kepentingan yang berseberangan juga bersirobok di perang sipil Suriah. Qatar sempat diboikot sejumlah negara-negara Arab.

Namun dua tahun belakangan kondisinya agak lain. Riyadh kini meiliki hubungan yang lebih bersahabat dengan Iran, utamanya setelah Cina memakcomblangi kesepakatan damai antara kedua negara pada 2023. Iran juga telah memperbaiki hubungan dengan negara-negara Teluk lainnya, sementara negara-negara Teluk juga meningkatkan hubungan internal mereka sendiri. Qatar saat ini rukun dengan Riyadh. Selain itu, Iran juga telah melakukan sosialisasi ke Mesir.

Bagaimana dampak serangan Israel ke Iran terhadap dinamika tersebut? Patus dicatat, Arab Saudi adalah negara pertama yang mengutuk serangan Israel terhadap Iran pada Jumat, menurut Arab News. Kerajaan Saudi juga menjanjikan perlindungan bagi para jamaah haji Iran yang sedang berada di Tanah Suci.

"Kerajaan Arab Saudi menyampaikan kecaman keras dan kecaman atas agresi terang-terangan Israel terhadap Republik Islam Iran, yang melemahkan kedaulatan dan keamanannya dan merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum dan norma internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan pada Jumat.

Sehari setelahnya, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman (MBS) mengutuk keras serangan Israel dalam panggilan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Sabtu malam. “Arab Saudi berdiri bersama saudara-saudaranya di Iran dan tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk mendukung mereka,” kata MBS dikutip Almayadeen. Ia menekankan bahwa “seluruh dunia Islam bersatu dalam mendukung Iran.”

Putra Mahkota Saudi menekankan bahwa Riyadh menggunakan semua saluran diplomatik untuk menekan agar agresi Israel diakhiri. Ia memperingatkan bahwa tindakan Israel bertujuan untuk meningkatkan ketegangan dan menciptakan dalih untuk intervensi AS. “Respon yang bijaksana dan terukur dari Republik Islam Iran,” katanya, “akan mencegah mereka memanfaatkan peluang tersebut.”

Qatar dan UEA termasuk dalam daftar panjang negara yang mengecam serangan tersebut. “Negara Qatar menyampaikan kecaman dan kecaman kerasnya atas agresi Israel yang menargetkan wilayah Republik Islam Iran,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.

Abu Dhabi juga mengutuk serangan tersebut, begitu pula Mesir. Kairo mengatakan pihaknya mengkhawatirkan “dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap keamanan dan stabilitas Timur Tengah,” dan mencatat bahwa “serangan-serangan ini mewakili eskalasi regional yang terang-terangan dan sangat berbahaya, pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan Piagam PBB, dan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional.”

Di luar regional itu, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif pada Sabtu mendesak komunitas internasional dan PBB untuk mengambil “langkah mendesak dan kredibel” untuk mengakhiri serangan Israel di Iran. Melalui panggilan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Sharif mengatakan Pakistan berdiri dalam “solidaritas yang tegas” terhadap rakyat dan pemerintah Iran.

“Perdana Menteri mengecam provokasi dan petualangan Israel yang terang-terangan sebagai ancaman besar terhadap perdamaian dan stabilitas regional dan global,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya setelah panggilan telepon tersebut. “Mendesak masyarakat internasional dan PBB untuk mengambil langkah-langkah mendesak dan kredibel untuk mengakhiri perilaku agresif dan tindakan ilegal Israel,” tambahnya.

Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif pada Sabtu mengatakan semua negara Muslim harus bersatu untuk menghadapi agresi Israel. “Kami mendukung Iran dalam segala hal. Kami akan melindungi kepentingan Iran.”

Menhan Pakistan membuat komentar tersebut saat berpidato di sidang Majelis Nasional pada Sabtu, menurut dunyanews.tv. Dia mengatakan Iran adalah negara tetangga Pakistan dan “kami memiliki hubungan yang sudah berabad-abad lamanya”.

"Dalam masa sulit ini, kami mendukung Iran dalam segala hal. Kami akan melindungi kepentingan Iran. Rakyat Iran adalah saudara kami, dan mereka ikut merasakan kesedihan dan penderitaan mereka."

Israel menargetkan Yaman, Iran, dan Palestina—oleh karena itu, persatuan di dunia Muslim sangat penting, tegasnya. “Jika kita tetap diam dan terpecah belah saat ini, pada akhirnya semua orang akan menjadi sasaran”.

Malaysia juga mengeluarkan pernyataan dukungan untuk Iran dalam ekskalasi perang yang meletus sejak Jumat pekan lalu. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendukung Iran untuk mempertahankan hak dan martabat nasionalnya, dengan melancarkan serangan balasan ke Israel.

Sebagaimana dikutip dari kantor berita Malaysia, Bernama, Senin (16/6/2025), PM Anwar menegaskan Malaysia menjunjung tinggi kedaulatan semua negara. "Itulah sebabnya saya memberi tahu rekan-rekan kabinet saya, Malaysia harus menunjukkan kekuatannya. Kami adalah negara yang merdeka dan berdaulat, dan kami harus membela hak-hak teman-teman kami, termasuk Iran, yang telah dirugikan. Kami membela hak Iran untuk membalas guna menegakkan martabat nasionalnya," kata Anwar.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada presiden Iran bahwa Israel ingin “menyeret seluruh kawasan ke dalam kebakaran,” menurut pernyataan dari kepresidenan Turki. Erdogan juga mengatakan kepada Pezeshkian bahwa serangan Israel bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari genosida di Gaza.

Erdogan juga mengatakan kepada Muhammad bin Salman bahwa Israel perlu “dihentikan”, dan menyebutnya sebagai “ancaman utama terhadap stabilitas dan keamanan di kawasan”. Masalah program nuklir Iran “hanya dapat diselesaikan melalui negosiasi”, tambahnya. Pemimpin Turki itu juga berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

Bagaimanapun, sejauh ini baru kelompok Houthi di Yaman yang melancarkan serangan ke Israel untuk mendukung aksi pembalasan Iran. Kecaman dari para pemimpin negara-negara Muslim sejauh ini baru sebatas kecaman dan dukungan moral semata.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menlu Iran: Serangan Israel ke Teheran Terjadi Berkat Dukungan Amerika Serikat

 

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, meyakini bahwa serangan Israel ke negaranya tidak akan terjadi tanpa adanya perjanjian dan dukungan penuh dari mitra terdekat mereka, Amerika Serikat.

Dalam konferensi pers di Teheran hari Minggu (16/6), Araghchi juga mengatakan bahwa Iran memiliki bukti keterlibatan AS dalam serangan Israel tersebut.

"Kami mempunyai bukti yang terdokumentasi dengan baik dan kuat mengenai dukungan yang diberikan oleh pasukan Amerika di kawasan tersebut dan pangkalan-pangkalan mereka terhadap serangan militer rezim Zionis," kata Araghchi, dikutip Al Jazeera.

Araghchi juga mengingatkan bahwa, Presiden AS Donald Trump telah secara terbuka dan eksplisit mengonfirmasi bahwa ia mengetahui serangan tersebut, bahwa serangan tersebut tidak mungkin terjadi tanpa senjata dan peralatan AS.

"Lebih banyak serangan akan datang. Oleh karena itu, menurut kami, AS adalah mitra dalam serangan ini dan harus menerima tanggung jawabnya," lanjut Araghchi.

Tidak hanya itu, Araghchi juga mengatakan bahwa Iran telah menerima pesan dari AS bahwa mereka tidak terlibat dengan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran di Natanz. Namun, Iran tidak mempercayai klaim tersebut karena memiliki bukti yang berlawanan.

Serangan Israel ke Iran

Otoritas Iran mengatakan serangan Israel sejak Jumat telah menewaskan sedikitnya 80 orang, termasuk warga sipil, hingga hari Minggu.

Iran jelas sudah melancarkan rangkaian serangan balasan erhadap Tel Aviv dan Haifa di Israel.

Ratusan rudal dan pesawat tanpa awak, yang telah menyebabkan sedikitnya 10 orang tewas dan puluhan orang terluka.

Araghchi mengatakan, serangan Iran yang terjadi pada Minggu malam mulai menargetkan infrastruktur energi Israel setelah tentara Israel menyerang kilang minyak, pembangkit listrik, dan cadangan minyak di seluruh Iran.

Pada hari Minggu, Israel menyerang gudang bahan bakar di kawasan Shahran, Teheran barat, yang menyebabkan kebakaran besar.

Sehari sebelumnya, militer Israel menyerang Asaluyeh di pantai selatan Iran di provinsi Bushehr, menghantam Fase 14 South Pars, ladang gas terbesar di dunia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Era Baru Dimulai: Negara-Negara Nuklir Dunia Bangun Kembali Persenjataan Atom

 

Dunia memasuki era baru yang penuh ancaman nuklir, seiring negara-negara pemilik senjata nuklir memperkuat persenjataannya dan mundur dari perjanjian pengendalian senjata, menurut laporan terbaru lembaga pemikir Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang dirilis pada Senin (16/6).

Dalam SIPRI Yearbook 2025, lembaga ini mencatat bahwa dari total perkiraan 12.241 hulu ledak nuklir di dunia pada Januari 2025, sekitar 9.614 berada dalam persediaan militer yang siap digunakan.

Sekitar 2.100 hulu ledak di antaranya berada dalam tingkat kesiapan operasional tinggi, sebagian besar milik Amerika Serikat dan Rusia.

SIPRI menyatakan bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik telah mendorong sembilan negara nuklir yaitu AS, Rusia, Inggris, Prancis, China, India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel untuk memperluas dan memodernisasi arsenal mereka.

“Era pengurangan jumlah senjata nuklir yang telah berlangsung sejak akhir Perang Dingin kini berakhir,” tulis SIPRI.

“Sebaliknya, kini terlihat tren yang jelas: pertumbuhan arsenal nuklir, retorika nuklir yang semakin tajam, serta ditinggalkannya berbagai perjanjian pengendalian senjata.”

SIPRI mencatat bahwa Rusia dan AS, yang menguasai sekitar 90% dari total senjata nuklir dunia, memang menjaga jumlah hulu ledak yang siap pakai relatif stabil sepanjang 2024.

Namun, kedua negara juga sedang menjalankan program modernisasi besar-besaran yang berpotensi meningkatkan jumlah persenjataan mereka di masa depan.

Yang paling menonjol adalah laju pembangunan persenjataan nuklir oleh China, yang menambah sekitar 100 hulu ledak baru per tahun sejak 2023.

Jika tren ini berlanjut, China diperkirakan dapat menyamai jumlah rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dimiliki Rusia atau AS pada akhir dekade ini.

Menurut estimasi SIPRI:

Rusia memiliki sekitar 5.459 hulu ledak nuklir

Amerika Serikat sekitar 5.177 hulu ledak

China diperkirakan memiliki sekitar 600 hulu ledak

Tren ini menandai kembalinya ancaman nuklir sebagai isu keamanan global utama, dengan berakhirnya era stabilitas nuklir yang sempat terbentuk pasca-Perang Dingin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ketegangan Israel-Iran Memuncak, Jadi Sorotan Utama di KTT G7 Kanada

 

Ketegangan antara Israel dan Iran terus meningkat dalam beberapa hari terakhir, dengan serangan balasan yang menewaskan ratusan warga sipil dan memicu kekhawatiran dunia akan potensi konflik regional yang lebih luas.

Situasi ini dipastikan menjadi agenda utama dalam pertemuan para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G7) yang berlangsung pekan ini di Kanada.

Serangan Balasan Meningkat

Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, setidaknya 224 orang tewas dalam empat hari serangan udara Israel, sebagian besar merupakan warga sipil.

Serangan ini diklaim bertujuan menghancurkan program nuklir dan rudal balistik Iran.

Militer Israel pada Senin dini hari waktu setempat menyatakan telah mendeteksi peluncuran misil baru dari Iran, yang ditanggapi dengan operasi pencegatan dan serangan balasan.

Ledakan terdengar di langit Tel Aviv dan Yerusalem, dengan korban jiwa di Israel mencapai setidaknya 10 orang, termasuk anak-anak.

Pertemuan G7: Upaya Cegah Eskalasi

Kanselir Jerman Friedrich Merz menegaskan bahwa konflik Israel-Iran akan menjadi prioritas utama pembahasan G7.

"Tujuan kami jelas: mencegah Iran memiliki senjata nuklir, mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, dan membuka ruang diplomasi," ujarnya, Senin (16/6).

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan harapan agar konflik dapat diredam melalui kesepakatan.

"Saya pikir saatnya untuk sebuah perjanjian. Kadang memang mereka harus bertempur dulu," katanya sebelum bertolak ke KTT.

Namun, upaya mediasi dari Qatar dan Oman sejauh ini menemui jalan buntu. Sumber Reuters menyebut Iran menolak gencatan senjata selama masih diserang Israel.

Serangan Siang Hari dan Dampak Global

Minggu kemarin menjadi kali pertama Iran meluncurkan serangan misil pada siang hari ke wilayah Israel, memicu kepanikan di sejumlah kota termasuk Haifa dan Bat Yam.

Di Iran, api besar melalap depot bahan bakar di Teheran setelah Israel menggempur sektor minyak dan gas Iran, langkah yang dapat berimplikasi besar terhadap ekonomi global.

Harga minyak mentah Brent sempat melonjak hingga US$4 sebelum stabil di level US$75,39 per barel, sementara pasar saham dan mata uang relatif tenang.

"Untuk saat ini, ini lebih berdampak ke harga minyak ketimbang ke pasar saham," ujar Jim Carroll, manajer investasi di Ballast Rock Private Wealth.

Trump Veto Target Khamenei

Dalam laporan eksklusif Reuters, dua pejabat AS mengungkap bahwa Trump sempat memveto rencana Israel untuk menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

PM Israel Benjamin Netanyahu tidak membantah atau mengonfirmasi laporan itu.

"Kami akan terus melakukan apa yang perlu dilakukan," ujarnya dalam wawancara di Fox News.

Israel memulai serangan pada Jumat lalu dengan menghancurkan komando militer utama Iran dan fasilitas nuklirnya.

Iran membalas dengan janji akan "membuka gerbang neraka" terhadap Israel.

Serangan terbaru juga menewaskan Kepala Intelijen Garda Revolusi Iran Mohammad Kazemi dan wakilnya di Teheran, menurut kantor berita semi-resmi Tasnim.

AS Bantu Pertahanan Israel, Tapi Ingatkan Iran

Trump memuji ofensif Israel namun membantah keterlibatan militer langsung AS.

Meski begitu, dua pejabat AS menyebut bahwa militer AS telah membantu mencegat misil Iran yang mengarah ke Israel.

Trump kembali menegaskan bahwa Iran bisa mengakhiri perang dengan menerima pembatasan ketat atas program nuklirnya, sesuatu yang selama ini ditolak Teheran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Macron Sebut Rusia Tak Pantas Menengahi Krisis Israel-Iran

 

Presiden Prancis Emmanuel Macron, dalam kunjungannya ke Greenland untuk menawarkan dukungannya kepada pulau Arktik, mengatakan pada Minggu (15/6) bahwa Rusia tidak memiliki kredibilitas untuk menengahi krisis antara Israel dan Iran seperti yang disarankan oleh Presiden AS Donald Trump.

Dalam wawancara dengan ABC News pada Minggu, Trump mengatakan bahwa ia terbuka terhadap Putin menjadi penengah antara Israel dan Iran. Macron mengatakan bahwa ia menolak usulan tersebut.

"Saya tidak percaya bahwa Rusia, yang sekarang terlibat dalam konflik berintensitas tinggi dan telah memutuskan untuk tidak menghormati Piagam PBB selama beberapa tahun ini, dapat menjadi penengah," kata Macron.

Ia juga mengatakan bahwa Prancis tidak ikut serta dalam serangan Israel terhadap Iran.

Macron mengunjungi Greenland, wilayah Denmark yang memiliki pemerintahan sendiri dan memiliki hak untuk mendeklarasikan kemerdekaan yang diancam akan diambil alih oleh Trump, sebelum perjalanan ke Kanada untuk menghadiri pertemuan puncak Pemimpin Kelompok Tujuh.

Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dan Perdana Menteri Greenland Jens-Frederik Nielsen, Macron mengatakan pulau itu terancam oleh "ambisi predator," dan bahwa situasinya merupakan peringatan bagi semua orang Eropa.

"Greenland tidak untuk dijual, tidak untuk diambil," katanya, seraya menambahkan bahwa ia telah berbicara dengan Trump sebelum perjalanannya, dan akan berbicara dengannya tentang Greenland di G7.

"Saya pikir ada jalan ke depan untuk membangun masa depan yang lebih baik dengan jelas melalui kerja sama dan bukan melalui provokasi atau konfrontasi."

Namun, Macron mengatakan bahwa ia pada akhirnya meragukan Amerika Serikat akan menginvasi Greenland.

"Saya tidak percaya bahwa pada akhirnya, AS, yang merupakan sekutu dan teman, akan melakukan sesuatu yang agresif terhadap sekutu lainnya," katanya, seraya menambahkan bahwa ia percaya "Amerika Serikat tetap terlibat dalam NATO dan aliansi utama dan historis kita."

Trump mengatakan bahwa ia ingin Amerika Serikat mengambil alih pulau Arktik yang kaya mineral dan berlokasi strategis itu, dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan.

Wakil presidennya, JD Vance, mengunjungi pangkalan militer AS di sana pada bulan Maret.

Macron adalah pemimpin asing pertama yang mengunjungi Greenland sejak ancaman eksplisit Trump untuk "mendapatkan" pulau itu.

Menurut jajak pendapat IFOP untuk NYC.eu yang diterbitkan pada hari Sabtu, 77% warga Prancis dan 56% warga Amerika tidak menyetujui aneksasi Greenland oleh AS dan 43% warga Prancis akan mendukung penggunaan kekuatan militer Prancis untuk mencegah invasi AS.

Frederiksen dari Denmark melakukan beberapa kunjungan ke Paris setelah ancaman Trump untuk mencari dukungan Prancis dan Eropa, dan telah memesan rudal permukaan-ke-udara buatan Prancis, dalam peralihan fokus ke Kopenhagen.

 

 

 

 

 

 

15 Kekuatan Militer Terbesar di Timur Tengah: Di Mana Posisi Iran dan Israel?

 

Turki menjadi negara dengan kekuatan militer terbesar di kawasan Timur Tengah menurut penelitian Global Firepower (GFP). Israel dan Iran ada di bawahnya.

Sebagai catatan, GFP menyusun daftar ini berdasarkan kuantitas, bukan kualitas. Negara dengan cadangan keperluan militer terbesar belum tentu menjadi yang terbaik.

Seperti biasa, GFP menggunakan lebih dari 60 faktor untuk menyempurnakan penelitiannya, termasuk perkiraan jumlah prajurit, armada kendaraan tempur di darat, laut, dan udara, geografis, hingga keuangan negara.

Semuanya dirangkum untuk menentukan Power Index atau PwrIndx yang bisa berubah kapan saja sesuai dengan penelitian. Semakin kecil skornya, maka akan semakin tinggi peringkatnya.

Peringkat Kekuatan Militer Terbesar di Timur Tengah

Berdasarkan beberapa faktor, pada Juni 2025 ini GFP menempatkan Turki di puncak daftar negara dengan kekuatan militer terbesar di kawasan Timur Tengah.

Posisi Turki stabil di puncak dengan skor PwrIndx 0.1902.

Turki berhasil mengungguli Israel yang tahun ini ada di peringkat kedua dengan skor PwrIndx 0.02661. Data GFP menunjukkan bahwa skor Israel naik. Dukungan militer yang diterima selama aktivitas genosida di Palestina sepertinya memengaruhi posisi Israel.

Di bawah Israel ada Iran dengan 0.3048. Israel dan Iran, yang sekarang sedang berperang, memang termasuk kekuatan militer terbesar di Timur Tengah.

Selanjutnya ada Mesir dengan skor 0.3427, lalu Arab Saudi dengan skor 0.4201.

Selengkapnya, berikut adalah peringkat kekuatan militer terbesar di Timur Tengah tahun 2025:

1. Turki

Skor PwrIndx: 0.19092

2. Israel

Skor PwrIndx: 0.2661

3. Iran

Skor PwrIndx: 0.3048

4. Mesir

Skor PwrIndx: 0.3427

5. Arab Saudi

Skor PwrIndx: 0.4201

6. Irak

Skor PwrIndx: 0.7738

7. Uni Emirat Arab

Skor PwrIndx: 1.0186

8. Suriah

Skor PwrIndx: 1.2771

9. Qatar

Skor PwrIndx: 1.4307

10. Yordania

Skor PwrIndx: 1.6139

11. Kuwait

Skor PwrIndx: 1.6982

12. Bahrain

Skor PwrIndx: 1.7448

13. Oman

Skor PwrIndx: 1.8047

14. Yaman

Skor PwrIndx: 1.8901

15. Lebanon

Skor PwrIndx: 2.5981.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3 Kota Israel yang Dibombardir Rudal Ganas Iran, Termasuk Pusat Lab Senjata Canggih

 

 

Setidaknya tiga kota penting Israel telah dibombardir oleh rudal-rudal ganas Iran sejak pertempuran kedua negara pecah 13 Juni 2025. Perang dimulai setelah militer Zionis menyerang situs-situs nuklir dan militer Teheran dengan dalih mencegah negara Islam tersebut memperoleh senjata nuklir. Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Hossein Kermanpour mengumumkan bahwa konsekuensi dari "slogan palsu" yang mengeklaim bahwa Israel hanya menargetkan lokasi militer dan tidak memiliki masalah dengan rakyat Iran terbukti tidak berdasar. Menurutnya, sebanyak 1.481 orang telah tewas atau terluka dalam serangan Israel selama 65 jam terakhir. Dari jumlah tersebut, 1.277 orang telah dirawat di rumah sakit di seluruh pusat medis yang berafiliasi dengan universitas di negara itu, dengan lebih dari 90% korban adalah warga sipil. Baca Juga: Apa Itu Weizmann Institute? Lab Senjata Canggih Israel yang Hancur Dirudal Iran "Sejauh ini, 522 orang telah dipulangkan, sementara 224 pria, wanita, dan anak-anak telah kehilangan nyawa mereka akibat serangan tersebut," ujarnya, seperti dikutip dari Tehran Times, Senin (16/6/2025). Di pihak Israel, menurut laporan Reuters, 18 orang tewas akibat serangan rudal dan drone Iran. Daftar Tiga Kota Israel yang Dibombardir Rudal Ganas Iran 1. Tel Aviv Pada malam pertama, Tel Aviv diguncang oleh serangan kombinasi rudal dan drone Iran. Serangan dahsyat yang lolos dari intersepsi sistem pertahanan belapis Israel ini menghasilkan ledakan beruntun dan sirine alarm yang menggema di seluruh metropolitan. Sebagai jantung ekonomi dan pusat aktivitas militer, Tel Aviv menjadi simbol kuat untuk memberi tekanan psikologis dan logistik–sekaligus untuk merusak infrastruktur vital seperti bandara dan pangkalan udara. Salah satu pukulan telak bagi rezim Zionis adalah serangan rudal Iran yang menghantam markas besar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) atau Pentagon-nya Israel di Tel Aviv. Serangan ini memicu kemarahan Menteri Pertahanan Israel Katz, yang kemudian mengancam akan membakar Teheran. 2. Haifa Serangan rudal dan drone Iran memicu ledakan hebat di pembangkit listrik dan kilang minyak Haifa, Israel. Serangan ini menyebabkan kebakaran signifikan, sehingga negara Yahudi tersebut kehilangan sumber energi strategis. Serangan ke Haifa–pusat energi dan pelabuhan penting–bertujuan melemahkan kemampuan Israel menyalurkan listrik dan operasional logistik, memukul perekonomian serta gangguan keseharian warganya. Serangan terhadap kilang minyak Haifa juga bisa mengacaukan pasokan bahan bakar untuk jet-jet tempur Israel selama perang berlangsung. 3. Bat Yam dan Rehovot Pada Minggu (15/6/2025), Iran meluncurkan serangan rudal balistik yang menghantam Bat Yam di pesisir Tel Aviv, dan Rehovot. Serangan ini menyebabkan puluhan korban (korban jiwa dan luka) dan kerusakan pada banyak bangunan, termasuk fasilitas riset ilmiah. Salah satu serangan rudal Iran menghantam Weizmann Institute di Rehovot, yang merupakan pusat penelitian dan pengembangan senjata canggih Israel. Lembaga ini juga disebut-sebut sebagai pusat riset nuklir rahasia Israel.

 

 

 

Jenderal Iran: Pakistan Bakal Jatuhkan Bom Nuklir di Israel jika Zionis serang Iran dengan senjata nuklir

 

 

Mayor Jenderal Mohsen Rezaei, perwira senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang juga anggota Dewan Keamanan Nasional Iran, mengeklaim bahwa Pakistan akan menjatuhkan bom nuklir ke Israel jika perang melawan Iran berubah menjadi konflik nuklir. "Pakistan telah memberi tahu Republik Islam ini: 'Jika Israel menjatuhkan bom nuklir di Teheran, kami akan menjatuhkan bom nuklir ke mereka'," kata Rezaei dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah Iran, yang dilansir Turkiye Today. Rezaei mengatakan Islamabad telah bersumpah untuk mendukung Iran dan menyerukan persatuan negara-negara Muslim untuk melawan Israel setelah serangan terhadap Iran. Baca Juga: Iran Siap Perang Panjang untuk Matikan Mesin Perang Israel Namun, tidak ada pejabat Pakistan yang membuat pernyataan seperti itu di depan publik bahkan setelah Israel melancarkan serangan langsung ke Iran dan fasilitas nuklirnya sejak 13 Juni lalu. Pertempuran antara kedua negara itu terus berlanjut sejak saat itu, dengan rudal balistik dan pesawat nirawak memasuki wilayah udara masing-masing. Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengatakan kepada Majelis Nasional pada Sabtu pekan lalu bahwa negara-negara Muslim harus bersatu melawan Israel atau mereka akan "menghadapi nasib yang sama" seperti Iran dan Palestina. "Israel telah menargetkan Iran, Yaman, dan Palestina. Jika negara-negara Muslim tidak bersatu sekarang, masing-masing akan menghadapi nasib yang sama," katanya. Asif juga mendesak negara-negara Muslim yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel untuk memutuskan hubungan tersebut. Dia juga meminta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengadakan pertemuan guna membentuk strategi bersama melawan negara Yahudi tersebut. Merujuk pada hubungan yang erat dengan Iran, Asif mengatakan bahwa Islamabad mendukung Teheran. "Kami mendukung Iran dan akan mendukung mereka di setiap forum internasional untuk melindungi kepentingan mereka," kata Asif. Israel melancarkan serangan preemptive terhadap Iran pada 13 Juni, yang menargetkan program nuklir mereka dan menewaskan pejabat tinggi militer serta ilmuwan yang terkait dengan program nuklir tersebut. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menamakan serangan tersebut sebagai "Operasi Rising Lion". Malam berikutnya, Iran membalas dengan "Operasi True Promise 3" terhadap Israel dan menembakkan rudal balistik, yang memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas. Pertempuran tersebut kini telah berlangsung selama empat hari, dengan serangan rudal dan pesawat nirawak terbaru terjadi pada Senin (16/6/2025) dini hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post